Senin, 29 Oktober 2007

MAKALAH GURU (setiawan)

BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan masyarakat agraris menuju masyarakat industri membawa beberapa dampak social, diantaranya adalah tergesernya tenaga kerja padat karya oleh tenaga ahli atau mesin-mesin industri. Kemudian mereka yang memiliki ketrampilan dan keahlian khusus tetapi kurang memenuhi tuntutan pembangunan, akhirnya tersingkir juga dari kompetisi dunia kerja. Keadaan ini jelas akan menambah jumlah pengangguran di masyarakat.

Dampak sosial lain, seiring dengan meningkatnya jumlah spesialisasi, system pembagian kerja juga makin beragam. Kondisi ini membuka kesempatan setiap orang menduduki kelas sosial manapun, tergantung prestasi dan kemampuan yang mereka miliki. Disiniliah kualitas suberdaya manusia memegang peranan penting teutama dalam membuat atau menciptakan lapangan kerja baru.

Dua dampak sosial di atas apabila tidak diperbaiki dengan sungguh-sungguh dapat menimbulkan ambivalensi di kalangan generasi muda. Sikap ini dapat terjadi pada satu sisi akan memperburuk dampak pengangguran, tetapi pada sisi lain membuka kesempatan serta peluang baru bagi mereka. Oleh karena itu perlu penanaman sikap kepada mereka agar mau berusaha secara terus-menerus untuk meninhgkatkan kualitas sumberdaya manusia yang mereka miliki. Sehingga bukan hanya tuntutan pekerjaan yang diinginkan tetapi ada pula orientasisi untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Berkaitan dengan dua dampak social tersebut, manusia sebenarnya memiliki potensi untuk mengembangkan diri . Mereka ditakdirkan Allah SWT. Sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya, adanya anugerah dan keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk lain yang ada di dunia.

Berbekal karunia yang telah diberikan Allah SWT, manusia sebenarnya berpotensi menjadi makhluk berintelektual tinggi. Oleh karena itu sebagai wujud syukur dan terimakasihnya kepada tuhan, mereka seharusnya memiliki akhlak yang mulia, misalnya : rajin dalam beribadah,santun terhadap orang tua, baik sesama, suka menolong orang lain yang berada dalam kesusahan dan seterusnya. Golongan orang-orang seperti ini sangat dicintaioleh Allah SWT.

Kenyataannya apabila kita mengamati dengan seksama perillaku generasi muda saat ini, yang terjadi justru sebaliknya. Banyak diantara mereka yang berilmu tinggi tetapi kwalitas akhlaknya kurang. Bahkan sebagian dari mereka ada yang kwalitas ilmu dan akhlak sama-sama rendahnya. Menurut penulis salah satu penyebab gejala kontradiktif ini adalah terlalu cepatnya arus transformasi budaya yang sedang berlangsung, tetapi kurang diimbangi penanaman nilai–nilai yang relevan. Apabila kondisi ini dibiarkan berlangsung terus menerus ,bukan peningkatan kwalitas yang didapat tetapi sumber manusia tersebut malah menjadi beban pembangunan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan tuntutan peningkatan kwalitas sumberdaya manusia di bagian awal dan juga kenyataan kontadiktif diatas. Penulis mengangkat substansi permasalahan dalam karya tulis. Memilih judul “KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA BEKEPRIBADIAN MUSLIM SEBAGAI UPAYA MENGGUGAH NILAI-NILAI KEIMANAN DAN KETAKWAAN PESERTA DIDIK MELALUI MATA PELAJARAN GEOGRAFI”, penulis berusaha mengantarkan peseta didik agar dapat memahami betapa pentingnya membebtuak mental – mental berkepribadian muslim yang beriman dan bertaqwa kepada kepada Tuhan YME, serta berkualitas pada segi akhlak dan keilmuanya. Menurut penulis permasalahan ini sangat urgen, sebab kelangsungan pembangunan di negara Indonesia berada dipundak generasi muda. Mereka akan menjadi modal atau beban dalam pembangunan di masa depan,eksistensinya menjadi tanggungjawab kita semua.

B. Pengertian Judul

Sumberdaya manusia dapat ditinjau dari dua segi yaitu aspek kuantitas dan aspek kualitas. Dari segi kuantitas berarti jumlah, sedangkan pada segi kualitas bermakna mutu. Apabil ajumlah penduduk mencukupi, tetapi dari segi kualitas tidak memadai, maka sumber daya manusia ini merupakan beban dalam pelaksanaan pembangunan. Sebaliknya apabila jumlah penduduk mencukupi didukung kualitas yang memadai, sumber daya manusia tersebut dapat dijadikan modal dalam pembangunan atas dasar inilah dalam pembuatan judul karya tulis, penulis lebih condong memilih istilah kualitas dari pada kuantitas.

Penggunaan judul kualitas sumber daya manusia berkepribadian muslim merupakan usaha penulis dalam mengintegrasikan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada peserta didik melalui sub pokok bahasan sumber daya manusia pada uraian materi kualitas sumberdaya manusia.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pengertian judul di atas penulis dalam pembelajaran geografi ini akan merumuskan beberapa permasalahan pokok yang perlu dibahas dalam karya tulis ini :

1. Apakah pengertian sumberdaya manusia berkualitas ?

2. Apa saja indikator utama sumberdaya manusia berkualitas ?

3. Mengapa perlu pembentukan kualitas sumberdaya manusia berkepribadian muslimdi setiap individu ?

4. Apakah pengertian kualitas sumberdaya manusia berkepribadian muslim ?

5. Bagaimanakah cirri-ciri kualitas sumberdaya manusia berkepribadian muslim ?

D. Tujuan

Penulis dalam pembelajaran ini, berusaha mengintegrasikan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada siswa melalui sub pokok bahasan Sumberdaya manusia. Dengan mengacu pada uraian materi tentang kualitas sumberdaya manusia, maka tujuan penulisan karya tulis ini adalah agar siswa mengetahui :

1. Pengertian sumberdaya manusia berkualitas beserta tuntunannya dalam ajaran agama Islam .

2. Indikator utama sumberdaya manuisa berkualitias seperti dianjurkan dalam ajaran agama Islam..

3. Arti penting perlunya pembentukan kualitas sumberdaya manusia berkepribadian muslim.

4. Pengertian kualitas sumberdaya manusia berkepribadian muslim beserta ciri-cirinya .

E. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat dipetik dari karya tulis ini diantaranya yaitu :

1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada diri siswa.

2. Untuk membentuk kualitas sumberdaya manusia yang berkepribadian muslim pada peserta didik.

3. Untuk menanamkan kepada siswa agar mau berusaha secara terus-menerus menggali berbagai ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat untuk diri sendiri atau dapat berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.


BAB II

PEMBAHASAN MATERI POKOK

A. Pengertian Sumberdaya Manusia Berkualitas

Manusia diciptakan Allah SWT memiliki berbagai kelebihan. Kondisi ini membuat mereka berbeda dengan makhluk lain didunia. Adanya nilai lebih pada manusia tersebut menyebabkan mereka mempunyai beberapa potensi kemampuan, seperti pengetahuan, keterampilan, keahlian, tenaga atau dalam berprilaku. Segala bentuk potensi dan kemampuan pada manusia inilah yang biasa disebut dengan sumberdaya manusia..

Berkaitan dengan sumberdaya manusia tersebut Ruhimat et.al ( 2000 : 128 ) berpendapat bahwa sumberdaya manusia mengandung pengertian segala potensi kemampuan yang ada dalam diri manusia yang dapat yang dimanfaatkan bagi kepentingan serta kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Berdasar batasan ini dapat dikatakan bahwa kualitas sumberdaya manusia merupakan mutu dari segala potensi dan kemampuan yang ada pada individu tersebut. Mutu atau kualitas ini tidak dapat dilihat dengan kasat mata tetapi dapat diamati dari sikap dan perilakunya. Oleh karena itu kualitas sumberdaya manusia hanya bisa diamati dari usaha manusia tersebut dalam mengerahkan segala potensi dan kemampuan yang dimiliki sehingga bermanfaat untuk dirinya atau bermanfaat untuk orang lain. Usaha dari seseorang ini sangat dihargai dalam pandangan Islam. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw berikut ini : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang gigih ( dalam berusaha ) dan teguh dalam berdo’a” ( H.R. Thabrani dan Baihaqi )

Hadits diatas sebenarnya ingin menunjukan sampai dimana mutu atau kualitas sumberdaya manuisa pada diri seseorang. Apabilla dalam mengerahkan segala potensi dan kemampuannya tersebut disertai kemauan, usaha keras dan kegigihan secara terus menerus kemudian diakhiri dengan tawakal ( berserah diri ) kepada Allah melalui do’a dan zikir, inilah kualitas sumberdaya manusia yamng diinginkan dalam sumberdaya manusia dalam tuntunan agama islam. Dalam surat At-Thalaq ayat 3, Allah AWT berfirman : “Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya allah akan mencukupkan ( keperluan ) Nya”.

Makna tawakal dalam ayat diatas mengandung arti percaya dengan sepenuhnya kepada Allah SWT. Dia - lah yang menentukan segala sesuatu dimuka bumi ini. Manusia hanya sebatas berusaha saja. Berhasil atau tidak serahkan sepenuhnya kepada Allah, disertai keyakina akan kekuasaan dan kebesaran - Nya.

Kualitas sumberdaya manusia seperti yang dianjurkan dalam dalam tuntunan agana Islam tersebut dapat dijadikan modal dalam pelaksanaan pembangunan. Selain ilmu pengetahuan serta keahlian dan keterampilan yang mereka kuasai, dalam diri mereka juga ada kemauan dan usaha yang gigih dalam berkarya ( menciptakan sesuatu ) sesuai dengan bidang keahlian masing-masing, berkaitan dengan hal ini, Nabi Muhammad Saw bersabda :

“ Sesungguhnya Allah menyukai hamba-hambaNya yang mukmin dan berkarya ( H.R. Thabrani dan Baihaqi ) “.

Pengertian mukmin dan berkarya dalam hadits ini ditujukan kepada sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi tetapi tetap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME. Artinya merekalah orang-orang yang memiliki pengetahuan, keterampilan atau keahlian serta mau berusaha secara gigih dalam menciptakan sesuatu ( berkarya ) yang berguna untuk masyarakat, bangsa dan Negara tetapi tetap yakin dan percaya kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah serta menjauhi segala larangan-Nya.

Pengertian sumberdaya manusia berkualitas dalam uraian diatas senada dengan pendapat dari Fuad Hasan ( 1992 : 172 ) yang mengatakan bahwa mutu sumberdaya manusia bukan semata-mata ditentukan oleh seberapa kadar pengetahuan, keterampilan, kejujuran, kemahiran dan keahlian yang dikuasai dan bisa menjadi penunjang kesanggupannya, melainkan harus disertai oleh sikap mdan orientasi untuk tampil produktif dan prestatif. Berdasarkan pandangan ini terlihat bahwa untuk menjadi sumberdaya manusia berkualitas, selain ilmu pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai perlu juga adanya dorongan dan hasrat pribadi untuk terus menerus berprestasi dalam menghasilkan sesuatu atau berkarya. Potensi berupa kemauan dan usaha terus menerus secara gigih ini harus ditumbuhkembangkan pada setiap insan sumberdaya manusia Indonesia diberbagai aspek kehidupan, misalnya pada saat belajar, waktu bekerja, dalam berinovasi, pada saat melakukan riset atau penelitian dan seterusnya. Khusus untuk peserta didik yang perlu ditanamkan pada mereka adalah kemauan dan usaha secara terus menerus dalam menimba berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk diri sendiri atau berguna untuk orang lain terutama bagi bangsa dan Negara dengan tetap memelihara dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

B. Indikator Utama Sumberdaya Manusia Berkualitas

Kualitas sumberdaya manusia tidak dapat ditampilkan wujudnya secara nyata seperti sebuah barang. Sebab mereka merupakan produk dari masukan ( in put ) dan keluaran ( out put ). Sebagai ilustrasi, seseorang yang bergelar Sarjana Teknik Sipil merupakan produk dari Perguruan Tinggi jurusan Teknik Sipil beserta keahlian dan keterampilan yang dimiliki ( out put ).

Berkaiatan dengan hal ini, Ruhimat et.al. ( 2000 : 138 ) berpendapat bahwa “Sumberdaya manusia dapat ditingkatkan dengan cara menambah investasi pada komponen masukan ( in put ) dan untuk melihat hasilnya ada peningkatan atau tidak dapat diamati dari keluarnya ( out put )”. Pada ilustrasi diatas penambahan dalam bentuk investasi ini antara lain berupa pengadaan sarana dan prasarana praktek atau laboratorium, adanya pelatihan kerja mahasiswa, membangun sarana untuk riset dan seterusnya. Sedangkan hasilnya meningkat atau tidak dapat diamati dari mutu sarjananya.

Berbicara tentang mutu atau kualitas, Sutrijat ( 1999 : 170 ) mengatakan bahwa kualitas sumberdaya manusia dapat dilihat melalui beberapa hal, seperti tingkat dan jenis pendidikan, tingkat kesehatan serta kemauan yang kuat untuk melakukan kerja, sedangkan Ruhimat et.al. ( 2000 : 138 ) juga berpendapat bahwa mutu atau kualitas sumberdaya manusia dibedakan atas kualitas fisik dan kualitas non fisik. Kualitas fisik meliputi tinggi dan berat badan, kesehatan, gizi makanan, pendidikan dan keterampilan. Pada kualitas non fisik, merupakan kualitas kepribadian yang melekat pada dirinya.

Berdasarkan dua pendapat di atas, terdapat beberapa kesamaan indicator kualitas sumberdaya manusia secara garis besar dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Kualitas sumberdaya manusia dilihat dari segi pendidikan dan keterampilan

Semakin tinggi pengetahuan dan keterampilan seseorang dapat dikatakan bahwa sumber daya pada manusia tersebut juga semakin berkualitas. Apalagi bila ditunjang kemauan dalam berusaha dan pantang menyerah ketika menggali dan meningkatkan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Dalam Al Mujadilah Ayat 11, Allah SWT berfirman :

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.

Sedangkan Nabi Muhammad Saw berpesan kepada umatnya tentang keutamaan memiliki ilmu melalui sabdanya yang berbunyi :

“Barang siapa yang mencari jalan agar dia dapat memperoleh ilmu, maka Allah memudahkan jalan baginya untuk menuju ke Syurga, sewsungguhnya keutamaan orang alim atas ahli ibadah, seperti keutamaan malam bulan purnama atas semua bintang”.

Ilmu yang dimaksud dalam ayat dan hadits diatas yaitu berbagai pengetahuan termasuk ilmu pengetahuan berbagai termasuk ilmu agama dan juga berbagai keahlian atau keterampilan yang yang dapat bermanfaat untuk diri sendiri atau berguna untuk orang lain. Seseorang memiliki ilmu, tidak akan pernah lepas dari proses berfikir. Allah SWT sangat menghargai orang-orang yang tidak malas dalam berfikir, sebagaimana sabda Rasulullah Saw berikut ini :

“Berfikir satu jam lebih baik daripada ibadah sunah semalam” (H.R. Ibnu Hibban)

Hadits di atas mengandung pengertian, bila seseorang dengan ilmunya berfikir tentang sesuatu hal dan hasil pemikirannya tersebut sangat bermanfaat untuk orang banyak. Suatu ketika dia meninggal dunia dan hasil pemikirannya terus berguna ditengah masyarakat, maka pahala dari Allah tetap mengalir kepadanya.

Melihat uraian diatas, terlihat betapa islam memandang penting adanya sikap mental pada setiap orang untuk memiliki kemauan dalam menggali serta menimba berbagai disiplin ilmu yang bermanfaat untuk diri pribadi atau orang lain. Sedangkan sikap ini perlu ditanamkan pada siswa karena mereka merupakan calon-calon sumberdaya manusia dimasa depan.

2. Kualitas Sumberdaya manusia dilihat dari segi fisik, kesehatan dan gizi.

Manusia membutuhkan makanan untuk kesehatan badan. Mereka perlu pula beraktifitas atau berolahraga agar badannya menjadi sehat dan kuat. Apabila gizi makanan baik, maka kesehatan pada seseorang juga akan semakin meningkat. Begitu pula bila mereka rajin berolah raga, fisik badan akan bertambah kuat. Tentang pentingnya gizi, Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah : 172

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezeki yang baik-baik ( bergizi ) yang kami berikan padamu …

Sedangkan dalam membentuk pribadi yang sehat dan cerdas, Allah SWT juga menegaskan perlunya perhatian sejak dini dari para Ibu terhadap putra putrinya, sebagaimana dalam surat Al Baqarah Ayat 233 telah difirmankan :

Para Ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang akan menyempurnakan penyusuan….

Menurut ahli gizi, anjuran ayat diatas terbukti kebenarannya karena ASI adalah makanan terbaik bagi bayi dibawah usia enam bulan dan dapat dijadikan tambahan sampai umur dua tahun.

Islam juga memandang penting aspek kesehatan, oleh karena itu apabila ada diantara manusia ditimpa suatu penyakit, Nabi Muhammad Saw menganjurkan untuk berobat agar mendapat kesembuhan. Sebagaimana sabdanya yang berbunyi :

“Wahai manusia berobatlah, sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit, kecuali Allah menyiapkan obatnya.

Dalam hadits yang lain Rasulullah Saw juga bersabda :

“Seorang mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mukmin yang lemah namun pada keduanya terdapat kebaikan” ( H.R. Muslim )

Berdasarkan dua hadits diatas terlihat batapa islam memandang penting aspek kesehatan. kelebihan orang sehat dibandingkan orang lemah terlihat pada usaha dan kemampuan yang dimiliki. Seseoerang yang berbadan sehat akan lebih mendekatkan diri kepada Allah, dapat beribadah, bekerja, membantu sesama dan seterusnya. Sebaliknya apabila badan sakit, hanya merepotkan orang lain, tidak dapat mencari nafkah, anak dan istri terlantar, tidak dapat beramal dan seterusnya. Itulah sebabnya kesehatan perlu dijaga, antara lain dengan berolah raga atau dengan menjaga kebersihan badan. Sebagaimana difirmankan dalam surat Al Baqarah ayat 222 :

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” ( membersihkan diri )

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah Saw juga pernah bersabda

“Sesungguhnya Allah membenci orang-orang yang kotor dan kusut ( H.R. Baihaqi )

Sedangkan tuntunan dalam berolah raga, pernah diriwayatkan oleh Abu Daud yang bersumber dari Siti Aisyah r.a. :

“Sesungguhnya Aisyah bersama Nabi melakukan olah raga jalan kaki, maka Aisyah mengatakan : Aku berlomba lari bersama Nabi Muhammad, maka aku dapat mendahului dengan langkah kakiku. Tetapi pada waktu daging badanku semakin banyak dan aku bertambah gemuk dilakukan lagi perlombaan, maka beliau mendahului aku, lalu Nabi bersabda : Kemenangan mengimbangi kemenangan kamu pada masa yang lalu.

Dari hadits di atas dapat dikatakan bahwa Islam tidak melarang orang untuk berolah raga dan sah –sah saja apabila dilombakan. Hanya saja jangan sampai melanggar aturan dan norma yang agama, diantaranya terbukanya sebagian aurat atau dapat merugikan dan mencelakakan orang lain. Perlunya penanaman sikap orientasi hidup sehat sangat penting dilakukan khususnya pada peserta didik karena potensi yang ada pada mereka tidak akan diperdayakan secara maksimal, apabila fisik dan kesehatannya tidak dalam kondisi prima.

3. Kualitas Sumberdaya Manusia dilihat dari aspek kepribadian

Kepribadian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang yang dapat membedakan dengan orang lain. Dari pengertian ini terkandung makna bahwa kepribadian tidak dapat dilihat wujudnya secara nyata, tetapi hanya dapat diamati berdasarkan perilaku pada seseorang, apabila seseorang memiliki kepribadian baik, maka akan tercermin pada sikap dan tingkah laku menuju kearah perbuatan yang baik pula. Begitu juga sebaliknya.

Selama ini pemerintah berusaha dengan berbagai cara untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia baik itu dibidang pendidikan, bidang kesehatan atau bidang olah raga. Semua itu merupakan investasi semata yang perlu biaya dan pengorbanan yang besar pada komponen masukan ( in put ) sedang hasilnya meningkat atau tidak tetap tergantung pada masing-masing individu ( out put ). Terutama aspek kepribadian yang mereka miliki, seperti adanya motivasi, semangat, kemauan, harapan, cita-cita termasuk keinginan untuk maju tertanam dengan kuat atau tidak pada individu tersebut. Apabila tertanam dengan kuat, maka segala usaha pemerintah tidak akan sia-sia. Pada kondisi ini akan terjadi balans antara masukan (in put) dan keluaran ( out put ) dengan bukti tercetaknya orang-orang berkualitas (Sumberdaya manusia berkualitas) yang dapat dijadikan modal dalam pembangunan. Berkaitan dengan perlunya pembentukan sikap mental pada aspek kepribadian yang dapat berupa kemauan, motifasi, harapan, cita-cita termasuk keinginan untuk maju tersirat dalam sabda Rasulullah Saw berikut ini : “Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan sampai keliang kubur” dan “Menuntut ilmu diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan muslim wanita”

Dari dua hadits di atas terlihat bahwa dalam menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap orang, pelaksanaannya dapat dilakukan kapan saja dan dimanapun, baik dilingkungan kerja, lingkungan sekolah, didalam keluarga atau di masyarakat. Dalam kata ‘wajib’ tersebut juga terkandung arti, ada kemauan, kesungguhan, atau keseriusan. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad Saw yang berbunyi : “Barang siapa yang berusaha mencari jalan agar ia dapat memperoleh ilmu, maka Allah memudahkan jalan baginya untuk menuju syurga. Sesungguhnya keutamaan orang ahli ibadah adalah seperti keutamaan malam bulan purnama atas semua bintang”

Selain adanya kemauan dan usaha secara terus menerus, pada aspek kepribadian seseorang harus disertai pula peningkatan kualitas akhlak dan budi pekerti. Tingginya kualitas akhlak dan budi pekerti mencerminkan kepribadian muslim pada seseorang. Artinya semakin bagus akhlak dan budi pekerti seseorang berarti semakin berkualitas pula kepribadian muslimnya. Dampaknya bila semakin baik akhlak dan budi pekerti pada mereka ia akan lebih mendekat kepada Allah.

Dalam sabdanya Rasulullah SAW berpesan : “Sesungguhnya yang paling disukai Allah diantara hamba-hamba-Nya adalah orang yang menyukai kebaikan dan menyukai pelaksanaannya. (H.R. Ibnu Abi Dunya)

Kemudian dalam riwayat lain Rasulullah bersabda : “Diantara hamba-hamba Allah yang paling disukai-Nya ialah yang paling baik ahklaknya”. (H.R. Tabrani).

Dengan demikian betapa pentingnya penanaman kepribadian muslim kepada siswa mengingat mereka adalah calon-calon sumberdaya dimasa depan. Dengan cara ini bukan hnya kualitas keilmuan yang akan didapat oleh siswa tetapi kualitas akhlak dan budi pekerti mereka juga akan terus meningkat. Dalam jangka panjang bukan hanya kebahagiaan dunia yang didapat, kebahagiaan akhiratpun tercapai pula.

C. Arti Penting Perlunya Pembentukan Kepribadian Muslim pada setiap Individu.

Manusia diciptakan Allah SWT lahir dalam keaddaan suci, bersih dan tidak mempunyai dosa atau kesalahan sedikitpun. Fitrah mereka begitu lahir sudah memiliki kesediaan untuk menerima Islam. Kesediaan ini harus dikembangkan melaui didikan dan bimbingan secara terus menerus agar mereka nantinya tumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi muslim yang sempurna. Kesediaan menerima Islam tersebut tersurat dalam sabda Rasulullah SAW berikut ini : “Setiap Anak yang dilahirkan adalah dalam fitrah Islam. Orang Tuanyalah yang menjadikan dia beragama Yahudi, Nasrani ataupun Majusi” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadits di atas, terlihat bahwa penanaman nilai-nilai Islam harus dimulai sejak mereka usia dini . Hal ini jelas berimplikasi pada peranan orang tua mereka masing-masing . Apabila orang tua tersebut melalaikan diri dan tidak mengusahakan dalam bimbingan dan didikan bernuansa Islam maka berbagai kesempurnaan dan kelebihan yang telah di berikan Tuhan akan menjerumuskan mereka pada tindakan amoral serta mengarah ke perbuatan destruktip.

Berkaitan dengan kondisi tersebut, Daradjat ( 2000:51 ) berpendapat bahwa manusia pada dasarnya condong menanggapi sesuatu berdasarkan inpormasi yangsampai kepadanya dan dapat dikenali oleh panca inderanya .Sedangkan hal-hal yang bersifat maknawi dan abstrak serta jauh dari jangkawan panca indera ataw di luar batas kemampuan pikirannya , biasanya di tolak dan di kesampingkan . Ketika itulah manusia akan kehilangan makna hidup ( seperti yang ditawarkan oleh agama ) , kehilangan nilai-nilai moral dan sosial . Makna hakiki dari nilai-nilai agama, moral, sosial tidak dapat di jangkau oleh orang yang selalu berfikir dalam ruang lingkup fakta, nyata dan mudah tercerna .

Pendapat di atas sebenar nya ingin menekankan betapa penting nilai-nilai agama perlu di tanamkan seja dini pada setiap individu . melalui usaha ini , insya Allah akan membantu maencerdaskan akal pikiran mereka terutama dalam memahami makna dan tujuan hidup sesuai dengan tuntunan dan ajaran agama Islam .Dengan cara ini pula, manusia akan terhindar dari pola hidup dan kepribadian bergaya keluar . Gaya hidup ini sebenarnya sudah diingatkan Allah SWT dalam surat Al Kahfi ayat 7 : “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada dibumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapa diantara mereka yang terbaik”.

Ayat diatas merupakan Peringatan bagi oring-orang yang mementingkan hidup keduniaan, materialisatis serta mengabaikan nilai moral dan agama. Hidup menejar kesenangan, berfoya-foya dan lupa diri.Tidak terfikirkan dihati dan jiwa mereka akan bukti-bukti kekuasaan dan keagungan Allah SWT. Kesalahan inilah yang akan menyesatkan dan menjerumuskan mereka. Melalui firmanNya dalam surat Al A’raf ayat 179, Allah SWT menagancam keberadaan orang-orang kafir ini dengan azab Neraka jahanam diakhirat kelak. Adapun bunyi firman Allah tersebut diatas : “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia,mereka mempunyai hati,tetapi tidak dipergunankan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang lalai”.

Berdasarkan firman diatas, dapat disimpulkan betapa penting usaha dalam rangka membentuk kepribadian muslim disetiap insane sumberdaya manusia Indonesia. Diharapkan melalui cara tersebut pada masa yang akan datang dapat tercetak sumberdaya manusia yang berkualitas, baik dari segi akhlak maupun keilmuannya.

D. Pengertian Kualitas Sunberdaya Manusia Berkepribadian Muslim beserta Ciri-cirinya.

Kepribadian seseorang seperti sudah disinggung dibagian terdahulu dalam tulisan ini, akan tercermin dalam sikap dan perilaku merka. Apabila individu tersebut memiliki kepribadian baik, akan terlihat dari sikapnya antara lain : sabar, pemaaf, penyayang, pengertian dan seterusnya. Sebaliknya bila individu mempunyai kepribadian buruk, akan terlihat dalam sikap : pemarah, pendendam, suka memfitnah, danseteusnya. Oleh karena itu apabila seseorang mengaku muslim maka kepribadiannya juga mencerminkan nilai dan norma sesuai denga tuntunan dalam ajaran agama Islam. Kepribadian ini kan terlihat dalam kualitas akhlak dan budi pekerti yang miliki.

Bedasarkan pengertian sumberdaya manusia berkualitas beserta indicator utamanya padabagian terdahulu dan juga atas dasar uraian diatas, maka sumberdaya manusia berkualitas danberkepribadian muslim mengandung arti manusia-manusia yangsehat jasmani dan rohani dengan memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan memadai serta mau berusaha secara gigih dalam berprestasi atau berkarya dengan tetap berpedoman pada ajaran dan tuntunan ajaran agama Islam. Batasan tentang kualitas sumberdaya manusia ini menurut cukup ideal karena sudah mewakili berbagai komponen untuk kesempurnaan hidup manusia.

Sesuai dengan batasan pengertian diatas, penulis dapat mengidentifikasi ciri-ciri kualitas sumberdaya manusia berkepribadian muslim. Dari ciri-ciri tersebut diharapkan peserta didik akan dapat menanamkan pada dirinya sendiri arti pentingkepribadian muslim dimasa depan. Menurut penulis ciri-ciri kepribadian muslim tersebut diatas adalah :

1. Beriman dan bertakwa kepada Allah YME.

2. Memiliki keahlian dan keterampilan serta berwawasan luas dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Memiliki akhlak dan budi pekerti yang mulia.

4. Sehat jasmani dan rohani.

5. Memiliki orientasi sikap untuk terus berprestasi atau berkarya sesuai bidang keahlian masing-masing.

Ciri-ciri diatas mudah-mudahan dapat menjawab sikap ambivalen dikalangan generasi muda khususnya para siswa dalam menyikapi modernisasi yang

Berkembang saat ini. Apabila setiap generasi muda dapat menginplementasikan lima ciri kepribadian muslim didalam kehidupan sehari-hari, ambivalensi pada merekaakan hilang dengan sendirinya. Oleh karena itu perlu sekali adanya kesadaran bahwa modernisasi itu penting demi kemajuan dan kejayaan sebuah bangsa, tetapi jangan sampai kita kehilangan jati diri sebagai manusia berkepribadian muslim. Modernisasi sebenarnya dapat dijadikan sarana umtuk kebahagiaan di akherat.

Nabi Muhammad pernah bersabda : “Apabila manusia meninggal maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu karena ia mempunyai sedekah jariah, karena menggali ilmu pengetahuan yang bermanfa’at dan karena ia mempunyai anak yang saleh yang selalu mendoakan kepada orang tuanya yang telah meninggal”.

Dari Hadist diatas terkandung makna, apabila ada seseorang mempunyai ilmu pengetahuan adan ilmu pengetahuan tersebut bermanfaat untuk orang lain atau masyarakat, ketika dia meninggal hasil dari ilmu tersebut masih tetap terpakai di masyarakat pahala dari Allah tetap mengalir kepadanya. Sebagai contoh adalah seoarang ahli jembatan, ahli bangunan atau arsitek, apabila mereka beriman dan bertakwa kepada Allah YME, dinilah modernisasi dapat dijadikan sarana untuk kebahagiaan akherat


BAB. III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Manusia diciptakan Allah SWT sebagai mahluk yang paling sempurna. Oleh karena itu mereka dapat dijadikan modal dalam pembanguan apabila memiliki kualitas sumberdaya manusia memadai serta sesuai dengan tuntutan pembangunan.

2. Dalam tuntunan agama Islam, kualitas suberdaya manusia terlihat dari kemauan dan usaha yang gigih dalam mengerahkan segala potensi dan kemampuan yang dimiliki dengan tetap menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah.

3. Usaha dan kemauan untuk memperbaiki kualitas sumberdaya manusia sangat dianjurkan dalam tuntunan agama Islam, baik pada segi ilmu pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani atau berbagai usaha dalam meningkatkan kualitas akhlak dan budi pekerti.

4. Penanaman kepribadian muslim pada setiap individu sangat penting, sebab melalui usaha inimereka dapat terhindar dari kepribadian dan pola hidup bergaya secular.

5. Kualitas sumberdaya manusia berkepribadian muslim akan terlihat dari sifat dan ciri-ciri kepribadian :

a. Beriman dan bertakwa kepada Allah YME.

b. Memiliki keahlian dan keterampilan serta berwawasan luas dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Memiliki akhlak dan budi pekerti yang mulia.

d. Sehat jasmani dan rohani

e. Mempunyai orientasi sikap untuk terus menerus berprestasi atau . . berkarya sesuai bidang keahlian masing-masing.

B. Saran – saran

1. Perlu adanya sikap dari setiap individu untuk berusaha secara terus menerus dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang mereka miliki.

2. Pada diri peserta didik, sangat penting adanya kemauan dalam menggali berbagai ilmu pengetahuan baik yang dapat bermanfaat untuk diri sendiri atau berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.

3. Sangat penting adanya orientasi sikap bahwa belajar bukan lagi merupakan suatu kewajiban tetapi belajar adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap individu.

4. Peningkatan kualitas diri dibidang ilmu pengetahuan dan tenologi tidak akan sempurna apabila tidak di imbangi peningkatankualitas pada bidang akhlak dan budi pekerti


DAFTAR PUSTAKA

Deradjat, Zakiah. 2000. Remaja Harapan Dan Tantangan. Jakarta : CV. Ruhama.

Departemen Agama Republik Indonesia. 1985. Al Qur’an Dan Terjemahannya. Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Qur’an.

Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Perangkat Pembelajaran Mata Pelajaran Geografi. Bandung : Proyek Peningkatan Mutu SMU Jawa Barat

Hassan, Fuad. 1992. Dimensi Budaya Dan Pengembangan Sumberdaya Manusia.

Jakarta : PT. Balai Pustaka.

Masy’ari, Anwar. 1981. Membentuk Pribadi Muslim. Bandung : PT. Al Ma’arif.

Ruhimat, Mamat et. al. 2000. Panduan Menguasai Geografi 1. Bandung : Ganeca Exact.

Sabiq, Syayyid. 1988. Nilai – nilai Islam . Yogyakarta : Sumbangsih Offset.

Sutrijat, Sumadi. 1999. Geografi 1 Sekolah Menengah Umum Kelas 1.

Jakarta : PT. Dian Rakyat.

Tidak ada komentar: