Senin, 29 Oktober 2007

mAkAlAh BuAt AN gUrU pAGELARAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru dalam kegiatan kependidikan kedudukannya sebagai pendidik dan pengajar adalah merupakan yang patut digugu dan di tiru atau yang di percaya dan di jadikan teladan oleh sebab itu guru harus bersikap dan berlaku konsisten dalam ucapan prilakunya.

Begitu kependidikan kedudukan guru dalam pendidikan maka perlu menjadi penegasan didalam UUS PN (Undang-undang Sistem pendidikan Nasional) No. 2 1998 pasal 28 Ayat 1. Bahwa : “ Penyelenggaraan kegiatan pada satuan jenis dan jenjang pendidikan hanya dapat dilakukan oleh tenaga pendidik yang mempunyai wewenang mengajar. “ jadi maju mundurnya suatu pendidikan tercapai atau tidak tujuan pendidikan terletak pada guru oleh karena itu harus bekerja untuk mewujudkan tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Tujuan tersebut menggambarkan ingin membentuk anak bangsa yang berkualitas dan mandiri yang didasari dengan ilmu pengetahuan dan ahlak yang mulia seebagai modal pembangunan bangsa Indonesia, mewujudkan kemakmuran dan keadilan yang merata.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru SMP 1 Pagelaran, Penulis memperoleh gambaran bahwa peranan guru dalam usaha menghasilkan siswa yang cerdas, terampil, berpengetahuan dan berkepribadian yang luhur adalah sangat baik dan giat, seperti dengan mengadakan belajar tambahan atau memberikan tugas latihan dirumah, ataupun studi perbandingan antar sekolah. Hal ini dilakukan menurut guru tersebut agar para siswa memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan sehingga akhirnya mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan. Namun demikian setelah penulis melihat dan memperhatikan keseharian siswa dan nilai raportnya masih banyak yang rendah dibandingkan dengan siswa yang mendapat nilai tinggi ( baik ).

Hal ini tentu saja menimbulkan masalah, pada satu sisi guru-guru SMP 1 Pagelaran telah berusaha semaksimal mungkin namun disisi lain masih banyak siswa belum mencapai prestasi belajar atau hasil yang diharapkan oleh sebab itulah penulis tertarik untuk membahasnya apa faktor dan apa kendala sehingga siswa sulit untuk belajar dan mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, sehingga penulis mengambil judul Makalah yaitu : “ PERANAN GURU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 PAGELARAN KABUPATEN PANDEGLANG “.

B. Perumusan Masalah

Dari masalah tersebut diatas, timbul pernyataan sejauh mana peranan guru SMP 1 Pagelaran dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya dan faktor-faktor apa yang menyebabkan demikian.

Secara khusus dapat penulis rumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana sikap guru SMP 1 Pagelaran - Pandeglang dalam mengajar.

2. Bagaimana sikap siswa SMP 1 Pagelaran dalam belajar.

3. Faktor –faktor apakah yang menyebabkan SMP 1 Pagelaran sulit belajar.

4. Bagaimana peranan guru SMP 1 Pagelaran dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya.

C. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan yang ingin diperoleh dalam pembahasan ini adalah :

1. Untuk mengetahui sikap guru dalam mengajar.

2. Untuk mengetahui sikap siswa dalam belajar.

3. Untuk mengetahui fakktor-faktor yang menyebabkan siswa sulit belajar.

4. Untuk mengetahui peranan guru SMP 1 Pagelaran dalam mengatasinya kesulitan belajar.

D. Kerangka Pemikiran

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Bahwa dapat diangkat sebagai tenaga pengajar, tenaga pendidik yang bersangkutan harus beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berwawasan pancasila dan UUD ’45, serta memiliki kualifikasi mengajar. UUS PN menggambarkan dasar dari guru yang utama alam beriman dan bertaqwa, yang seharusnya diaplikasikan dalam ucapan dan perbuatan sehari-hari, baik dikala sendiri, bermasyarakat, atau dikala menghadapi siswa , karena guru merupakan cermin para siswa. Selalu komitmen terhadap pancasila dan UUD ’45, sebagai landasan Idiil dan Konstitusional dalam berfalsafah dan berbangsa Indonesia dan juga memiliki kewenangan mengajar, terutama dari disiplin ilmunya.

Cece Wijaya ( 1991-10) menjelaskan bahwa tanggung jawab guru itu meliputi :

1. Tanggung jawab bidang pendidikan yaitu setiap guru harus mengetahui cara belajar mengajar yang efektip.mampu mengajar dikelas, mampu menjadi model bagi siswa, maupun memberikan nasehat, menguasai teknik dan bimbingan dan pelayanan.

2. Tanggung Jawab terhadap masyarakat yaitu turut serta dalam mensukseskan pembangunan masyarakat, harjus mampu membimbing, mengabdi dan melayani masyarakat.

3. Tanggung Jawab guru dalam bidang keilmuan yaitu : Guru selaku ilmuan bertanggung jawab dan ikut serta memajukan ilmu, terutama ilmu yang menjadi spesialisasinya dengan melakukan penelitian dan pengembengan.

Tiga macam tanggung jawab guru tersebut, merupakan modal untuk mempertahankan memajukan dan melestarikan pendidikan di tengah-tengah masyarakat, dengan menyandang moral yang baik siswa dan masyarakat akan tertarik untuk giat belajar, sedangkan masyarakat juga semakin senang terhadap pendidikan yang diperoleh anaknya, lebih-lebih guru di topang dengan menguasai cara belajar dan mengajar secara efektif sehingga siswa tidak mendapat kesulitan dalam menerima pelajaran, dan didukung dengan kemampuan guru dalam menyampaikan di kelas.

Untuk mencapai kearah itu maka guru harus berusaha untuk meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan melalui penelitian, jika guru telah memahami dan melakukan komponen tersebut maka hasil yang dicapai kemungkinan dengan tujuan yang di harapkan. Namun demikian tidak hanya peranan guru yang mempengaruhi siswa dalam belajar, tetapi peranan keluarga dan llingkungan mempengaruhi.

E. Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan makalah ini penulis mambagi dalam beberapa bab dan setiap bab di pecah dalam berbagai sub bab yaitu :

Bab I. Pendahuluan berisi :

A. Latar belakang masalah

B. Perumusan masalah

C. Tujuan pembahasan

D. Kerangka pemikiran

E. Sistematika pembahasan

Bab II Gambaran Umum SMP NEGERI 1 PAGELARAN

A. Identitas Sekolah

B. Fasilitas Sekolah

C. Keadaan Siswa

D. Keadaan Guru

Bab III : Guru dan prestasi siswa berisi :

A. Pengertian guru

B. Fungsi dan peranan guru

C. Pengertian siswa dan kesulitan belajar siswa

D. Sikap siswa dalam belajar

E. Motifasi siswa dan prestasi siswa

Bab IV : Penutupan berisi : Kesimpulan dan saran-saran.

BAB II

GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 PAGELARAN

A. Identitas Sekolah

1. Nama dan Alamat Sekolah

Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 PAGELARAN

N S S : 201 02 02 07 012

Alamat : Jl. Raya Pagelaran Km.04 Telp.(0253) 803916 Pandeglang 42265
Kabupaten : Pandeglang

Propinsi : Banten

2. Nama Kepala Sekolah : Tjetje Suhandi Yusuf

Pendidikan : Sarjana


Tabel 1

Fasilitas yang Ada

No.

Jenis Fasilitas

Jumlah

1.

Alat-alat Percobaan/peraga

-

2.

Ruangan Kelas

18

3.

Ruang laboratorium

1

4.

Perpustakaan

1

5.

Sarana Olah raga

-

6.

Toilet

3

7.

Laboratorium Komputer

-

8.

Ruang Keterampilan / Aula

1

Tabel 2

Keadaan Siswa

Tahun

S i s w a

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

2006?2007

372

209

581

2007?2008

385

260

645


BAB III

GURU DAN PRESTASI SISWA

A. Pengertian Guru

Manusia mempunyai derajat yang tinggi dari pada makhluk-makhluk lainnya, karena memang manusia itu memiliki kemampuan berfikir yang berbeda di bandingkan dengan makhluk yang lainnya.

Untuk itu sebagai makhluk sosial ia selalu memikirkan penyempurnaan dalam melaksanakan aktifitas-aktifitas yang didorong oleh nalurinya. Bagaimana manusia itu yang berderajat tingggi maupun yang berderajat rendah akan selalu belajar. Peristiwa belajar mengajar tidak akan hilang dalam kehidupan manusia. Dalam peristiwa kegiatan belajar selalu di kaitkan dengan pasangannya yaitu mengajar.

Keduanya selalu berkaitan erat terhadap antara yang belajar dengan yang di ajar yaitu antara guru dan muridnya antara pengajar dan yang di ajar.

Dengan demikian sebelum kita mengenal jauh tentang guru terlebih dahulu memahami arti arti guru. Dalam perkataan suku sunda bahwa guru itu berarti orang yang layak digugu ( ditaati ) dan ditiru ( dicontoh ). Jadi guru itu merupakan sosok yang harus selalu di patuhi dan di contoh. Dari prilaku maupun perkataan seorang guru merupakan pengajaran yang tidak langsung terhadap murid. Baik atau jeleknya dalam perbuatan dan perkatan seorang guru pastioakan di contoh oleh seorang murid.

Dalam kesusasteraan Indonesia kedudukan guru digambarka sebagai tokoh pemberi teladan antara lain dalam pepatah guru kencing berdiri dan pepatah yang lain guru wong tuo karo. Banyak sekali interprestasi yang penuh dengan fariasi yang menjunjung tinggi akan keistimewaan dan keluargaan seorang guru sebagai figur pendidik yang selalu di hormati dan disegani oleh kalangan masyarakat.

Guru merupakan suatu predikat yang cukup mulia apabila predikat tersebut benar-benar dimiliki atas dasar kesadaran yang tinggi dalam pola dedikasinya sebagai pendidik .

Tetapi kita maksudkan adalah anggulauentah dan rumaksa yang maksudnya adalah mendidik dan membimbing yang kiranya benar-benar memadai jika di tinjau dari tugas dan kewajiban seorang guru yang hanya mengajar saja tugasnya.

Guru merupakan printis pembangunan segala bidang kehidupan dalam masyarakat di samping itu pula guru merupakan pahlawan yang tak dikenal dan tak mau di kenal oleh masyarakat (Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya 15).

Guru juga merupakan profesi yaitu merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Dalam jenis pekerjaan ini mestinya tidak dapat di lakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih terdapat di lakukan oleh orang di luar orang pendidikan. Itulah sebabnya Profesi ini paling mudah terkena pencemaran. Maksudnya adalah terkena guncingan. Dengan demikian menyandang gelar guru tidak hanya sekedar gelar. Namun akhlakul karimah dan sifat-sifat yang terpuji oleh manusia maupun oleh Allah.

Dalam hal ini bukan berarti ria namun merupakan suri tahuladan terhadap pendidik dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu menyandang gelar guru itu sangat berat karena masyarakat mendudukan guru pada kedudukan yang lebih tinggi dan terhormat. Deengan demikian guru sangat di perlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan pendidikan yang dihadapi masyarakat.

Jadi guru tidak hanya diperlukan oleh murid namun masyarakat sangat memerlukan tuntutannya.

B. Fungsi dan Peranan Guru

Guru adalah orang yang mempunyai tugas yang sangat berat. Ia kendatipun sudah memiliki keahlian maka keahliannya harus dipelihara dan dikembangkan sesuai dengan perubahan-perubahan yang cepat dengan perubahan lingkungannya.Akibat perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang modern. Dengan semakin meningkatnya lapangan dan ruang lingkup ilmu pengetahan dan teknologi di dunia ini. Maka dengan sendirinya memerlukan skil dan tenaga-tenaga yang terampil dan bermanfaat pada posisi yang tepat.

Selanjutnya untuk lebih jelas menurut analisa penulis bahwa guru itu tidak hanya sekedar mengajar atau menyampaikan suatu ilmu pengetahuan secara teoritis tertentu saja namun disamping itu banyak hal yang harus dilakukan dalam proses belajar mengajar baik dilingkungan sekolah maupun di dalam kemasyarakatan agar mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang efektif dan efisien. Sekarang masalahnya adalah tugas dan fungsi guru.

Fungsi sentral guru adalah pendidik (education). Fungsi sentral ini berjalan sejajar atau dalam melakukan kegiatan mengajar (fungsi instruksional) dan kegiatan bimbingan, bahkan dalam setiap tingkah lakunya dalam berhadapan dengan murid (Interaksi Edukatif) senantiasa terkandung fungsi mendidik. Dalam pada itu gurupun harus mencatat dan melaporkan pekerjaannya itu kepada berbagai pihak yang berkepentingan atau sebagai bahan yang dapat digunakan sendiri untuk meningkatkan efektivitas pekerjaannya (sebagai bahan balik) yang terakhir itu dikenal sebagai tugas administrasi (Fungsi Managerial).

Mengingat lingkungan pekerjaan guru seperti yang dilukiskan diatas, maka fungsi atau tugas guru itu meliputi pertama tugas pengajaran, kedua tugas bimbingan dan penyuluhan atau guru sebagai pembimbing dan pembari bimbingan, dan ketiga tugas administrasi atau guru sebagai tugas pemimpin (Manager Kelas). Ketiga tugas itu dilaksanakan secara seimbang dan serasi. Tidak boleh ada satupun yang terabaikan, karena semuanya fungsional dan saling berkaitan dalam menuju keberhasilan pendidikan sebagai suatu keseluruhan yang tidak terpisahkan.

1. Guru sebagai Pengajar

Sepanjang sejarah keguruan tugas guru yang sudah tradisional adalah mengajar. Karena sering orang salah duga bahwa tugas guru hanyalah semata-mata mengajar. Sebagai pengajar guru bertugas membina perkembangan pengetahuan, sikap dan pengetahuan.. Guru mengetahui pada akhir setiap satuan pelajaran kadang-kadang hanya terjadi perubahan dan perkembangan pengetahuan saja. Mungkin pula guru telah bersenang hati bila terjadi perubahan dan perkembangan di bidang pengetahuan dan keterampilan karena dapat diharapknnya efek tidak langsung melalui proses transpar bagi perkembangan di bidang sikap dan minat murid.

2. Tugas bimbingan atau guru sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan

Ada dua macam peranan yang mengandung banyak perbedaan dan persamaannya. Kedua sering dilakukan oleh guru yang ingin mendidik dan yang bersikap ingin mengasuhi dan mencintai murid. Sebagai pembimbing guru lebih suka kalau mendapat kesempatan menghadapi sekumpulan murid-murid di dalam interaksi balajar mengajar. Ia memberi dorongan dan menyalurkan semangat mengiring mereka, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari ketergantungan pada orang lain dengan tenaganya sendiri. Sebagai pemberi bimbingan, guru sering berhadapan dengan kelompok-kelompok kecil dari murid-murid atau bahhkan seorang murid saja. Semua murid memerlukan bimbingan.

3. Tugas administrasi

Guru bertugas pula sebagai tenaga administrasi, bukan sebagai pegawai kantor, melainkan sebagai pengelola kelas atau pengelola interaksi balajar mengajar. Terdapat dua aspek pengelola yang perlu mendapat perhatian, yaitu :

  1. Membantu perkembangan murid sebagai individu dan kelompok
  2. Memelihara kondisi kerja dan kondisi belajar sebaik-baiknya didalam maupun diluar kelas.

Sekurang-kurangnya yang harus dipelihara oleh guru secara terus menerus ialah suasana keagamaan, kerja sama, rasa persatuan, dan perasaan puas pada murid terhadap pekerjaan dan kelasnya. DEngan adanya pengelolaan yang baik maka guru akan lebih mudah mempengaruhi murid di kelasnya dalam rangka pendidikan dan pengajaran agama isalam khususnya.

Fungsi dan peranan guru tidaklah terbatas didalam masyarakat namun harus merupakan komponen yang strategis yang memiliki peranan yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Penulis akan mengklasifikasikan peranan guru yang dianggap dominant, yaitu sebagai berikut:

1. Guru sebagai demonstrator

Melalui peranannya tersebut guru hendaknya menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan disamping itu pula harus mampu mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal itu akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.

2. Guru sebagai pengelola kelas

Dalam hal ini guru hendaknya mampu mengelola kelas karena kelas merupakan lingkungan belajar yang perlu diorganisasii diatur dan diawasi untuk menciptakan suasana lingkungan yang dapat merangsang belajar siswa. Karena lingkungan yang baik ialah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.

3. Guru sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator guru harusnya memahami dan memiliki media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.

4. Guru sebagai evaluator

Setiap jenis pendidikan dalam kurun tertentu atau satu periode selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh terdidik maupun oleh pihak pendidik. Alangkah janggalnya suatu kegiatan belajar mengajar jika tidak dilengkapi dengan kegiatan evaluasi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu telah tercapai atau tidak, apakah materi yang diajarkan sudah dikuasai atau belum.

Fungsi dan peranan guru dalam proses belajar mengajar itu sangat penting. Sebab tugas guru itu sangat mulia dan suci walaupun terasa berat, Sebab dari hasil bimbingan, pendidikan, latihan serta pengajarannya diharapkan dapat menciptakan para tokoh-tokoh pemimpin dan pekerja yang baik dalam masyarakat. Demikian fungsi guru dalam dalam proses balajar megajar. Yang mungkin saja dapat menampilkan sekian macam peranan sekaligus yang jelas dari peranan yang satu tidak bisa dilepas dari peranan yang lain.

C. Pengertian siswa dan kesulitan belajar Siswa

Siswa atau anak didik ialah anak yang sedang berkembang atau seorang anak yang selalu mengalami perkembangan sejak terciptanya sampai meninggal dan perubahan-perubahan itu terjadi secara wajar (Prof. Dr. Sutari Imam Barnadib. 1993.79). Murid atau anak adalah pribadi yang “unik” yang mempunyai potensi dan mengalami proses berkembang.

Dalam proses berkembang itu anak atau murid membutuhkanbantuan yang sifat dan coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh anak itu sendiri, dalam suatu kehidupan bersama dengan individu-individu yang lain.

Fungsi murid dalam interaksi belajar mengajar adalah sebagai subjek dan objek. Sebagai subjek krena murid menentukan hasil belajar dan sebagai objek karena muridlah yang menerima pelajaran dari guru.

Guru mengajar dan murid belajar. Jika tugas pokok guru adalah mengajar maka tugas pokok murid adalah belajar. Keduanya amat berkaitan dan saling bergantungan satu sama lain tidak terpisahkan dan berjalan serempek dalam proses belajar mengajar

Sebagi objek murid menerima pelajaran, bimbingan dan berbagai tugas serta perintah dari guru/sekolah dan sebagai subjek, ia menentukan dirinya sendiri. Sesuai dengan potensi yang dimilikinya dalam rangka mencapai hasil belajar. Tugas-tugas murid sebagai subjek senantiasa berkaitan dengan kedudukannya sebagai objek. (Dr. zakiyah Darajat : 268, 1995). Faktor kesulitan belajarsiswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni :faktor dari siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa juga ada faktor yang lain seperti motifasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Faktor tersebut banyak menarik perhatian para ahli pendidikan untuk diteliti, berapa jauh kontribusi/sumbangan sumbangan yang diberikan oleh faktor tersebut terhadap hasil belajar siswa. Adanya pengaruh didalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Ia harus berusaha mengarahkan segala daya dan upaya untuk dapat menciptakannya.

Sungguhpun demikian hasil yang dapat diraih masih juga bergantung dari lingkungan. Artinya ada faktor-faktor yang berada diluar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar disekolah ialah kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif potensi belajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu hasil belajar siswa disekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Pendapat ini sejalan dengan teori belajar disekolah (Theory of school learning) dari bloom, yang mengatakan ada tiga pariabel utama dalam teori belajar di sekolah yakni karakteristik individu, kualitas pengajar dan hasil belajarsiswa. Sedangkan Carrol berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor yakni : bakat belajar, waktu yang tersedia untuk belajar, waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, kualitas pengajaran, dan kemampuan individu. Kedua faktor diatas (Kemampuan siswa dan kualitas pengajaran) mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar siswa. Artinya makin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran makin tinggi pula hasil belajar siswa.

D. Sikap guru dalam mengajar

Sebelum mengajar, langkah awal yang harus dipikirkan oleh guru adalah strategi dalam penyampaian materi tiap materi mata pelajaran> Pengertian strategi pengajaran adalah “Pendekatan umum dalam mengajar dan tidak begitu terinci dan bervariasi disbanding dengan kegiatan siswa seperti yang dicantumkan dalam rencana instruksional atau persiapan satuan pelajaran”.

Cara atau sikap guru dalam mengajar sangat mempengaruhi perkembangan dan peningkatan prestasi belajar siswa, berarti ini ada hubungannya dengan ransangan siswa dalam belajar.

Dibawah ini dikemukakan cara-cara mengajar yang baik diantaranya adalah :

1. Yang harus diutamakan adalah sikap dalam mengajar. Diantaranya adalah berdiri membelakangi papan tulis dan jangan terlalu sering melihat keluar, tidak boleh duduk diatas meja, jangan terpaku berdiri pada satu tempat dan lain sebagainya. Yang sekiranya sikap yang tak pantas jangan sampai dilakukan.

2. Tingkah laku selama mengajar diantaranya adalah berbicara yang jelas, mengajak tertawa pada seluruh kelas, tidak tertawa pada beberapa siswa saja. Sering tersenyum tanda persetujuan, tidak boleh memeriksa pekerjaan sewaktu para siswa bekerja, cukup dengan memperhatikan saja.

3. Memberikan mata pelajaran, melakukan pendekatan-pendekatan bervariasi terhadap berbagai mata pelajaran memikirkan masalah berguna dan kegiatan yang berguna, motivasi diantaranya adalah mengetengahkan kegunaan.

4. Pemanfaatan perbedaan perorangan, guru harus memperhatikan perbedaan fisik anak, selalu menolong anak didiknya yang seharusnya ditolong, menyesuaikan cara evaluasi dengan keadaan anak didik, menyediakan tugas khusus untuk anak-anak yang berkelainan.

5. Pengadaan bahan pelajaran, bahan tidak terpaku pada buku paket. Kemudian dalam penyediaan soal atau suruhan hanya garis besarnya saja dari apa yang ditetapkan buku.

6. alat-alat pembantu komunikasi. Dalam penggunaan alat bantu komunikasi ini dipergunakan kalau mungkin harus dilaksanakan.

7. Tugas untuk anak-anak. Dalam memberikan tugas terhadap anak-anak tidak harus melulu dari buku saja, dengan memberikan tugas lisan atau tertulis tapi terbatas.

8. Pertanyaan-pertanyaan yyang diajukan guru terhadap siswa berbentuk pertanyaan yang memerlukan kesimpulan. Pertanyaan yang memerlukan jawabannya tidak hanya yang ada dalam buku, memberikan contoh-contoh dari pengalaman anak-anak.

9. Pengasahan bahan pelajaran. Memberikan keterangan yang jelas, mempergunakan contoh yang relevan, harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan anak-anak, tidak ragu-ragu dalam menyampaikan materi pelajaran.

10. Komentar terhadap jawaban siswa, tidak hanya mengatakan salah satu bentuk saja, menyuruh siswa lain membetulkan kesalahan-kesalahan jawaban siswa yang satu, membimbing anak-anak membetulkan kesalahannya, melengkapi jawaban siswa dengan contoh-contoh lain.

11. Disiplin. Banyak yang dipilih dalam kelas ketika pangajaran berlangsung yang harus dilakukan, diantaranya ruangan kelas harus teratur dan bersih. Suasana kelas tidak sepi tetapi hidup, kelas terlalu sepi juga tidak baik.

12. Evaluasi. Pemberian evaluasi yang baik diantaranya memberikan ulangan-ulangan singkat yang teratur dan sering. Hasil tersebut digunakan untuk apersepsi dan pembahasan pelajaran yang akan datang, tidak terlambatdalam mengembalikan pekerjan dibarengi dengan komentar.

Demikianlah diantara para pengajar yang baik sebab bagaimanapun juga keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada cara guru dalam mengajar. Penampilan guru, sikap guru dan tingkah laku guru dihadapan siswa akan menjadi pusat perhatian siswa dan sangat menentukan sekali dalam belajar siswa. Sikap guru yang bebas, sikap tenang, sikap yang lemah lembut, sikap tegas maka siswa dalam belajarnyapun akan tenang dan khusuk. Namun sebaliknya sikap kaku, sikap over acting, sikap ragu-ragu dan sikap kasar dalam mengajar akan membuat anak cepat bosan dalam belajar.

Untuk itu demi keberhasilan siswa makabagi dari seorang guru dalam membimbing para siswa agar mereka mencapai keberhasilannya harus memberikan suatu yang terbaik terutama sikap dan budi pekerti yang baik. Keberhasilan harus memberikan sesuatu yang terbaik sikap dan budi pekerti.

Adapun sikap guru-guru SMP NEGERI 1 PAGELARAN Kabupaten Pandeglang dalam mengajar, dapat dilihat penjelasan beberapa dewan guru :

1. Drs. Syahrul, ( Wawancara, 02 – 01- 2000 ) salah seorang guru SMP NEGERI 1 PAGELARAN menjelaskan bahwa guru dalam menghadapi siswa seharusnya, bersikap rapi tenang, tidak langsung mengajar sebelum siswa siap mengikuti pelajaran, memakai bahasa yang mudah dipahami siswa, tidak terlalu otoriter atau peesivisme, artinya guru dapat memberikan kesempatan bermain agar mempunyai kebebasan, namun tidak berlebih-lebihan, dan guru harus selalu siap dalam mengajar tertuju kepada bagaimana menciptakan suasana belajar mengajar yang harmonis sehingga terlihat adanya interaksi yang baik antara murid dan guru, guru tidak bersikap semaunya.

2. Irianto RH, ( Wawancara, 02-01-2000 ) guru SMP N 1 Pagelaran menjelaskan, bahwa sikap guru dalam mengajar, harus selalu memperhatikan hak dan kewajiban antara siswa dan guru, dimana guru berkewajiban mengajarkan ilmunya kepada siswa dengan cara tulus ikhlas, agar siswa dalam menerimanya tidak terasa adanya tekanan yang tidak dapat dilakukan oleh siswa. Dan juga harus selalu menunjukan akhlak yang baik, sevab guru merupakan cermin para siswa, bila guru bersikap baik maka siswa pun akan meniru pula.

3. Lies Herlinawti, ( Wawancara, 02 -01 -2000 ) menjelaskan bahwa sikap guru itu harus sesuai dengan pribadi seorang guru dan mentaati tata tertib guru khususnya tata tertib yang ada di SMP N 1 Pagelaran. Semua peraturan tersebut pada umumnya berkenaan dengan sikap guru dalam mengajar secara keseluruhan, tujuannya agar seluruh dewan guru mempunyai sikap dan persepsi yang sama satu sama lain

Tabel 4

Sikap Guru dalam Mengajar di SMP Negeri 1 Pagelaran

No

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Persen

Ket.

1

2

3

4

5

1.

2

3

Memulai sesudah siswa siap menerima pelajaran, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sikap terbuka, dan bersikap riil serta bersikap baik.

Memulai mengajar sebelum siswa siap menerima pelajaran, tidak mampu mengendaliakan suasana kelas dengan baik, bersifat masa bodoh terhadap siswa.

Sikap guru dalam mengajar terlalu otoriter, tertutup, semuanya kurang memperhatikan siswa sebagai pihak audensi .

60%

15%

25%

60%

15%

25%



JUMLAH

100%

100%


Akibat masih banyak sipat guru yang tidak mengindahkan tata aturan sikap guru dalam mengajar, sehingga sering terjadi kontradisi satu sama lainnya, sisi lain menginginkan sikap guru yang disiplin, namun ada sisi lain juga yang kurang memperdulikan kedisiplinan itu, sehingga sikap itu akan berpengaruh pula terhadap siswa.

F. Sikap Siswa dalam belajar

Dalam mengajar, guru harus memperhatikan gaya belajar siswa. Gaya mengajar dengan gaya belajar harus ada kesesuaian kalau sudah ada kesesuaian maka kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif. Jadi guru dituntut untuk memahami cara dan gaya belajar siswa, ada senang belajar sendiri, ada yang senang mendengarkan penjelasan dan informasi guru melalui metoda ceramah, ada yang senang belajar praktek atau latihan, ada yang senang diskusi,ada senang main sambil belajar, belajar dengan humor, belajar dengan berkonsultasi atau Tanya jawab dan ada juga yang senang belajar sambil mencatat.

Gaya belajar adalah konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan memecahkan soal.

Dalam belajar banyak melibatkan pemikiran-pemkiran, perasaan, ingatan,pengamatan, intelejensi, serta motivasi sebagi daya pendorong yang sangat penting dalam beajr. Pengertian menurut Witherington dalam buku Educational Psykologi, mengemukakan” Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”.

Dengan belajar anak akan mengalami perubahan tingkah laku seperti perubahan dalam pengertian pemecahan dalam masalah atau berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau dalam sikap. Kata sikap yang menggambarkan kepriabadian seseorang. Dalam pendidikan atau dalam balajar mengajar sikap siswa adalah suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

Seorang guru harus memperhatikan dan memahami tingkah laku serta sikap siswa dalam belajar. Karena setiap siswa memiliki system belajar yang berbeda-beda satu sama lainnya.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berbagai uraian yang telah penulis sampaikan dalam karya tulis ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :

1. Bahwa yang merupakan peranan Guru dalam peningkatan prestasi Belajar siswa adalah menyangkut 4 (empat) aspek, yaitu ; Guru sebagai pengelola kelas, karena kelas merupakan lingkungan yang perlu diatur dan diawasi, Guru sebagai educator, Guru sebagai Demonstrator dan guru sebagai evaluator.

2. Sikap Guru dalam mengajar di SMP NEGERI 1 PAGELARAN Kabupaten Pandeglang sudah cukup baik, hal ini terlihat dari kesungguhan guru dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar.

3. Motivasi yang tumbuh pada siswapun sudah cukup baik dan prestasi yang mereka raih sudah cukup baik.

4. Upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa antara lain dengan ; melengkapi alat peraga, pemberian belajar tambahan, penggalakan kegiatan laboratorium, dll

B. Saran

Beberapa saran yang ingin kami kemukakan dalam karya tulis ini, diantaranya :

1. Guru merupakan tugas mulia dan berat, karena bukan hanya bertugas mentransfer ilmu pengetahuan saja melainkan juga membentuk pribadi siswa yang berakhlak mulia. Oleh karena itu dalam mengatasi kesulitan belajar siswa, diharapkan guru dapat segera mengatasinya dengan segenap kemampuan yang dimiliki.

2. Kerja keras sangatlah dibutuhkan dalam membentuk siswa yang cerdas dan berilmu, oleh karenanya guru harus ekstra keras dalam menjalankan tugas kewajibannya.

3. Guru harus betul-betul memperhatikan sikap anak dalam belajar. Siswa yang tidak memperhatikan guru ketika proses belajar mengajar berlangsung harus segera mendapat teguran.

4. Siswa selaku pihak yang sedang menuntut ilmu harus sadar dan merasa butuh akan ilmu pengetahuan, bukan karena terbawa-bawa oleh teman tapi harus atas kemauan sendiri.

5. Guru atau pendidik harus banyak memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

1998 : Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Aneka Ilmu Semarang

1991 : Ilmu Pendidikan, Penerbit “PT. Remaja Rosdakarya”. Bandung, Barnadih

Imam Sutari, Dr. Prof.

1993 : Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, penerbit “Andi Ofset” Jogjakarta,

Ali Muhamad

1987 : Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, penerbit “Sinar Baru”, Bandung

Yusuf, AS Slamet, Ghofir Abdul, Zuhairi. H. Drs.







Tidak ada komentar: